Pilkom Kelompok 2
Sahrunadi Tyo Jamhari Umi Agas
Selasa, 17 November 2015
fenomena matahari dan badai puting beliung pilkom kelompok 2 A02
NAMA: KELOMPOK 2
Jamhari (A1C615014)
Muhammad Agas (A1C615044)
Norpasetyo (A1C615024)
Sahrunadi (A1C615028)
Umi idawati (A1C615032)
https://www.youtube.com/watch?v=amFnEv18S4c
Jumat, 30 Oktober 2015
Keterampilan Berbahasa Menyimak
NAMA: KELOMPOK 2
Jamhari (A1C615014)
Muhammad Agas (A1C615044)
Norpasetyo (A1C615024)
Sahrunadi (A1C615028)
Umi idawati (A1C615032)
Pengertian menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna
komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa
lisan.
Teknik
Menyimak
Banyak
teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak, agar
dalam
proses pembelajaran dikelas menjadi lebih bervariasi, hidup dan siswa
tidak
bosan. Sutari, dkk., (1997: 122), mengatakan bahwa teknik-teknik dalam
menyimak
sebagai berikut:
a.
Dengar-ucap
Model
ucapan-ucapan yang akan diperdengarkan dipersiapkan secara cermat.
Isi
model ucapan dapat berupa fonem, kata, ungkapan, peribahasa, dan puisi
pendek.
b.
Dengar-kerjakan
Model
ucapan berisi kalimat-kalimat perintah. Setelah menyimak siswa
mereaksi
sesuai dengan instruksi.
c.
Dengar-menemukan benda
Model
ini setelah kegiatan menyimak siswa dituntut untuk menemukan bendaatau objek
yang telah disiapkan guru. Setelah ditemukan, siswa menunjukan
benda
kepada guru. Lama waktu saat mencari benda atau objek, teknik ini
menuntut
siswa menjadi penyimak yang teliti dan kritis.
d.
Dengar-bisik berantai
Model
ini menuntut reaksi siswa utnuk berlatih menyimak pesan dari seseorang
(guru
atau siswa) melalui berbisik, kemudian menyampaikan pesan yang
didengar
kepada orang lain.
e.
Dengar-jawab
Model
ini siswa menyimak secara cermat apa yang dibaca atau didengar, dari
itu
siswa akan dapat dengan mudah menjawab pertanyaan yang berkaitan
dengan
isi bacaan.
f.
Dengar-cerita
Guru
membacakan atau memperdengarkan rekaman cerpen, setelah selesai
seorang
siswa menceritakan kembali secara garis besar isi cerpen apa yangtelah
didengar.
g.
Dengar-tulis
Setelah
selesai mendengarkan cerita atau rekaman, siswa menuliskan kembali
isi
dari cerita atau rekaman yang telah didengar.
h.
Dengar-rangkum
Model
ini siswa dapat menentukan gagasan utama dari setiap paragraph bahan
yang
disimak atau diperdengarkan. Setelah menemukan siswa menyusun
rangkuman
beerdasarkan gagasan-gagasan utama yang telah ditemukan.
i.
Dengar-lengkapi
Guru
membacakan kalimat yang belum lengkap, kemudian siswa melengkapi
dengan
kata yang tepat.
j.
Dengar-tanya
Guru
membacakan atau memperdengarkan rekaman kalimat-kalimat yang
merupakan
jawaban dari bermacam-macam pertanyaan. Siswa bertanya sesuai
dengan
jawaban yang telah dibacakan atau diperdengarkanBerdasarkan teknik menyimak di
atas penulis menggunakan teknik dengarjawab
siswa
mendengarkan dongeng kemudian menjawab pertanyaan sesuai
dengan dongeng
yang telah didengarkan.
Menyimak dengan Berkonsentrasi
Yang dimaksud dengan menyimak berkonsentrasi ialah memusatkan
pikiran perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan
pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang
disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan
menyimak, baik yang berasal dari dirinya sendiri ataupun yang berasal dari
luar. Beberapa faktor luar yang dimaksudkan di antaranya adalah sebagai
berikut.
a) Orang yang Datang Terlambat
Pada prinsipnya orang yang datang terlambat ke tempat ceramah akan
mengganggu penyimak yang sedang berkonsentrasi terhadap bahan simakan.
b) Keanehan-keanehan yang Terjadi di antara Pembicara dan Penyimak
Jika terjadi ketidakselarasan antara pembicara dan penyimak, akan terjadi
gangguan pada diri penyimak.
c) Metode Pembicara yang Tidak Tepat dalam Situasi Komunikasi
Metode yang tidak tepat, akan berakibat gagalnya alur komunikasi pembicaradan
penyimak.
d) Pakaian Pembicara
Pembicara yang memakai pakaian yang berlebihan akan mengganggu
konsentrasi penyimak.
e) Pembicara yang tidak menarik
Menyimak
dengan Kritis
Yang
dimaksudkan dengan menyimak kritis ialah aktivitas menyimak yang para
penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara
sehingga mereka meminta argumentasi pembicara. Pada dasarnya penyimak kritis
memiliki ciri-ciri:
(a)
dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan pengetahuan dan
pengalamannya,
(b)
dapat menyusun bahan yang telah disimak dengan baik (reproduksi),
(c)
dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang telah disampaikan pembicara. Dan
(d)
dapat melakukan evaluasi terhadap bahan yang telah disimak.
Membuat
Catatan
Kegiatan
menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti dengan kegiatan
mencatat. Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal. yang
dianggap penting bagi penyimak. Catatan itu merupakan langkah awal dalam
memahami bahan simakan. Hal-hal penting yang perlu diketahui penyimak dalam
mencatat ialah:
(a)
catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang bersifat informal.
(b)
bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan jelas.
(c)
catatan yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak akan menimbulkan keraguan,
(d)
catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan mempermudah penyimak membaca
ulang,
(e)
catatan perlu direviu secara periodik. Selanjutnva. dalam pencatatan, ada
beberapa metode yang dapat diterapkan, di antaranya ialah metode kerangka saris
bestir, metode precis, metode bukti-prinsip, metode pemetaan.
Hambatan–hambatan
yang teridentifikasi dalam pembelajaran menyimak adalah
1)
Pemahaman siswa terhadap keterampilan menyimak masih kurang,.
Faktor
pertama adalah pemahaman siswa terhadap keterampilan menyimak masih kurang. Siswa
kurang memahami teori dan manfaat menyimak. Untuk itu, guru harus memberikan
pengetahuan kepada siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan
menyimak dan perannya dalam kehidupan mereka.
2)
Siswa merasa kurang mendapatkan manfaat dari belajar menyimak sehingga kurang
termotivasi untuk belajar.
Faktor
kedua ialah siswa merasa kurang mendapat manfaat dari belajar menyimak sehingga kurang termotivasi untuk belajar.
Hal ini terjadi karena siswa beranggapan bahwa mendengarkan adalah hal biasa
yang sering mereka lakukan ketika kecil. Melihat kenyataan ini guru harus
memberitahukan manfaat menyimak sebelum memulai pelajaran.
3)
Media pembelajaran menyimak kurang mencukupi dan belum dimanfatkan secara
efektif.
Faktor
ketiga media pembelajaran menyimak yang kurang mencukupi dan belum dimanfaatkan
secara efektif. Media seperti tape recorder jumlahnya terbatas sehingga
penggunaannya harus bergantian dan menyesuaikan dengan kegiatan lain yang
memanfaatkan media tersebut. Dalam proses belajar mengajar guru terkadang
enggan menggunakan media yang ada karena pemanfaatannya memerlukan berbagai
persiapan. sehingga media tidak difungsikan secara efektif. Bahkan kebanyakan
dari guru lebih memilih untuk membacanya dari pada menggunakan suatu alat, akan
tetapi hal itu dapat menimbulkan kejenuhan bagi siswa itu sendiri.
4)
Teknik pembelajaran menyimak yang kurang bervariasi.
Faktor
keempat adalah teknik pembelajaran menyimak yang kurang bervariasi. Dalam
pembelajaran menyimak guru hanya membacakan teks dan siswa diminta menyimak.
Guru seharusnya menerapkan teknik pembelajaran yang lebih bervariasi dan
memanfaatkan media yang tersedia.
5)
Jumlah siswa terlalu besar.
Faktor
kelima jumlah siswa terlalu besar. Dengan jumlah siswa 40 orang, guru dituntut
untuk memilih teknik pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran
tercapai. Selain itu, guru harus menguasai pengelolaan kelas secara baik. Akan
tetapi apabila siswa tersebut sedikit dalam satu kelas proses menyimak juga
akan berlangsung dengan baik apabila guru tersebut sanggup mengordinir kelas
tersebut.
6)
Kondisi ruang belajar belum menunjang pembelajaran menyimak.
Faktor
keenam kondisi ruang belajar belum menunjang pembelajaran menyimak. Ruang kelas
berdekatan dengan jalan raya sehingga siswa mudah terganggu suara dari luar.
Keadaan ini sulit diatasi karena kondisi setiap kelas hampir sama dan sekolah
belum memiliki laboratorium bahasa.
Penggunaan media audio visual dalam
pembelajaran menyimak diharapkan membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa
serta memotivasi untuk belajar. Media audio visual ini juga diharapkan dapat
mempermudah siswa dalam memahami materi dan informasi yang disampaikan. Dengan
demikian, pemakaian media audio visual diharapkan dapat meningkatkan keterampilan
menyimak pada siswa kelas III SD Muhammadiyah I Pasuruan
Penggunaan media audio visual dalam
pembelajaran menyimak diharapkan membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa
serta memotivasi untuk belajar. Media audio visual ini juga diharapkan dapat
mempermudah siswa dalam memahami materi dan informasi yang disampaikan. Dengan
demikian, pemakaian media audio visual diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan menyimak pada siswa kelas III SD Muhammadiyah I Pasuruan
Selasa, 20 Oktober 2015
Ragam bahasa indonesia jelaskan dan solusinya
NAMA: KELOMPOK 2
Jamhari (A1C615014)
Muhammad Agas (A1C615044)
Norpasetyo (A1C615024)
Sahrunadi (A1C615028)
Umi idawati (A1C615032)
RAGAM BAHASA INDONESIA
1. Apa yang menjadi latar belakang adanya ragam bahasa indonesia? Jelaskan dengan disertai contoh!
2. Apa saja perbedaan ragam bahasa tulis dan bahasa lisan? Jelaskan dengan disertai contoh!
3. Bagaimanakah perbedaan ragam sosial dan ragam fungsional? Jelaskan dengan disertai contoh!
4. Bagaimanakah bahasa indonesia yang baik dan benar? Jelaskan dengan disertai contoh!
5. Permasalahan apa saja yang ditimbulkan dari adanya ragam bahasa indonesia di masyarakat?
Jelaskan dengan disertai contoh dan solusi!
Jawab
1. Timbulnya ragam bahasa tersebut disebabkan oleh latar belakang sosial, budaya, pendidikan, dan bahasa para pemakainya itu.
Yang dimaksud dengan ragam atau variasi bahasa adalah bentuk atau wujud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri linguistik tertentu, seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis. Di samping ditandai oleh ciri-ciri linguistik, timbulnya ragam bahasa juga ditandai oleh cirri-ciri nonlinguistic.
contohnya, lokasi atau tempat penggunaannya, lingkungan sosial pemakaiannya, dan lingkungan keprofesian pemakai bahasa yang bersangkutan.
2. Ragam Bahasa Tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terkait
ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual
atau
bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.
Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan dan kosakata.
misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.
Sedangkan, Ragam Bahasa Lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
Contohnya:
Ragam bahasa cakapan adalah ragam bahasa yang dipakai apabila pembicara menganggap kawan bicara sebagai sesama, lebih muda, lebih rendah statusnya atau apabila topik pembicara bersifat tidak resmi.
Ragam bahasa pidato adalah ragam bahasa yang digunakan saat membacakan pidato dimuka umum. Biasanya pidato berisi penegasan kalimat untuk bias diterima si pendengar.
Ragam bahasa kuliah adalah ragam bahasa yang digunakan pada saat kuliah yaitu pada saat pembelajaran antar mahasiswa dan dosennya.
Ragam bahasa panggung adalah ragam bahasa yang digunakan seseorang saat di panggung ketika mengisi acara hiburan lain agar bias diterima penonton.
3. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakantan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berdasarkan hubungan orang. misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara. Ragam sosial ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan.
Sebagai contoh orang takkan sama dalam menyebut lawan bicara jika berbicara dengan teman dan orang yang punya kedudukan sosial yang lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut “kamu” pada lawan bicara yang merupakan teman tetapi takkan melakukan itu jika berbicara dengan orang dengan status sosial yang lebih tinggi atau kepada orang tua.
Sedangkan ragam fungsioanal, sering juga disebut ragam professional merupakan ragam bahasa yang diakitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam teknologi dll. Kesemuaan ragam ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri.
4. Pengertian benar pada suatu kata atau kalimat adalah pandangan yang diarahkan dari segi kaidah bahasa. Sebuah kalimat atau sebuah pembentukan kata dianggap benar apabila bentuk itu rnematuhi kaidah yang berlaku. Kaidah itu meliputi aspek:
a. Tata bunyi (fonologi)
b. Tata bahasa (kata dan kalimat)
c. Kosakata (termasuk istilah)
d. Ejaan
e. Makna
Contoh: umi membeli baju di pasar.
5. Permasalahan yang ditimbulkan dari adanya keragaman bahasa adalah:
a. Sulitnya berkomunikasi
b. Sering terjadi kesalahpahaman
Contoh pada saat terjadi perbincangan antara orang Suku Banjar dengan orang Suku Jawa yang menggunakan bahasa daerah mereka masing-masing akan tejadi kesalahpahaman antara keduanya. Jadi, solusi untuk permasalahan ini adalah mereka harus menggunakan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia saat hendak berkomunikasi dengan orang yang berbeda suku.
Selasa, 13 Oktober 2015
Permasalahan bahasa nasional dan bahasa negara, bahasa yang salah dan ba...
NAMA: KELOMPOK 2
Jamhari (A1C615014)
Muhammad Agas (A1C615044)
Norpasetyo (A1C615024)
Sahrunadi (A1C615028)
Umi idawati (A1C615032)
Video ini dibuat untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia. Kami berharap video ini dapat diterima dan dinilai dengan semestinya. Sekian
https://youtu.be/ZNtM6TnBt9c
Minggu, 11 Oktober 2015
pengertian fungsi dan kedudukan bahasa indonesia
PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DARI TAHUN KE TAHUN
Sahrunadi (A1C615028)
LAPORAN PENGERTIAN FUNGSI DAN
KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
A.
PENGERTIAN BAHASA
Secara umum bahasa adalah alat untuk beriteraksi
atau berkomunikasi berupa lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia,
untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri
atas kumpulan kata yang apabila di gabungkan akan memiliki makna tersendiri.
Bahasa diciptakan sebagai alat komunikasi universal yang diharapkan dapat
dimengerti oleh setiap manusia untuk melakukan suatu interaksi sosial dengan
manusia lainnya. Bahasa indonesia mempumyai sebuah aturan yang baku dalam
penggunaannya, namun dalam praktiknya sering terjadi penyimpangan dari aturan
yang baku tersebut. Kata – kata yang menyimpangdisebut kata nonbaku. Hal ini
terjadi penyebab adalah faktor lingkungan. Faktor ini mengakibatkan daerah yang
satunya berdialog berbeda dengan di daerahnya yang lain, walaupun bahasa yang
digunakan terhadap bahasa indonesia.
C.
FUNGSI BAHASA
Selain memiliki ciri, bahasa juga memiliki banyak
fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi-fungsi tersebut diantaranya :
a)
Bahasa sebagai alat komunikasiBahasa digunakan sebagai alat komunikasi manusia sejak beratus-ratus tahun yang lalu, untuk berinteraksi dengan manusia lainnya guna menyampaikan maksud yang ada di dalam hati dan fikiran manusia, sehingga pada akhirnya tercipta kerja sama yang baik antar manusia.
b)
Bahasa sebagai alat ekspresi diri
Bahasa biasanya digunakan untuk mengekspresikan diri seseorang guna menarik
perhatian orang lain dan membebaskan diri dari tekanan emosi.c) Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi social
Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berintegrasi dan beradaptasi dengan masyarakat sekitar. Bahasa yang digunakan hendaknya harus sesuai dengan kondisi daerah/Negara dimana kita berada.
d) Sebagai alat control social
Melalui bahasa kita dapat mengetahui apakah seseorang sedang marah, sedih, atau bahagia karena bahasa mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang.
E.
KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat
penting yang tercantum didalam Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, “
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”
dan Undang- Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan lambing Negara,
serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa
Indonesia”. Kedudukan bahasa Indonesia diperoleh berdasarkan pengalaman sejarah
bangsa Indonesia yang berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia. Berikut
ini penjelasan mengenai kedudukan bahasa Indonesia :
1.Sebagai Bahasa Nasional
Kedudukannya berada diatas bahasa- bahasa daerah. Hasil
Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada
tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :* Lambang kebanggaan Nasional.
Sebagai lambang kebanggaan Nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya.
*Lambang Identitas Nasional.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia akan dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia.
*Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama.
*Alat penghubung antarbudaya antardaerah.
Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.
2. Bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai :
*Bahasa resmi kenegaraan.
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan.
*Bahasa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan.
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran ynag berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia.
*Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat.
*Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
Keragaman kebudayaan Indonesia berasal dari keanekaragaman suku,bahasa dan budaya yang ada di Negara Indonesia. Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan pemakaiannya lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lain, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia.
REFERENSI :
http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/22/pengertian-bahasa/\
http://marskrip.blogspot.com/2009/12/pengertian-bahasa-secara-umum.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia
http://azenismail.wordpress.com/2011/09/29/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia/
http://rororizky.blogspot.com/2012/10/pengertian-ciri-fungsi-perkembangan-dan.html
Langganan:
Postingan (Atom)